Selasa, 27 Oktober 2015

Belajar Dari Siti Hajar


 
Captured by Sekar Bestari




Pada suatu hari Ibrahim A.S. menerima perintah bahwa dia harus membawa Hajar A.S. (istrinya) dan Ismail A.S. yang baru lahir, ke suatu gurun pasir, yang sekarang kita ketahui sebagai kota Mekkah.

Pada masa itu tidak ada apapun disana, di sana tidak ada orang sama sekali, gurun itu benar-benar kosong. Dia diperintahkan untuk meninggalkan mereka berdua di sana.
 
Jadi dia berjalan ke tempat itu dan Hajar A.S. tidak tahu apa-apa, yang dia tahu adalah mereka akan melakukan perjalanan dan akan kembali ke rumah. Ketika mereka sampai di tengah gurun, mereka duduk-duduk. Kemudian Ibrahim A.S. bangkit dan mulai berjalan kembali ke Palestina, dan dia tidak bilang apa-apa kepada istrinya.
 
Jadi Hajar A.S. mengejarnya, “Ya Ibrahim, kepada siapa kau meninggalkan kami? Tidak ada seorang pun disini.” Tapi Ibrahim A.S. tidak menjawab pertanyaannya, karena jika dia menjawab, maka akan terjadi percakapan, dan dia takut hatinya menjadi luluh. Dia harus memenuhi perintah Allah S.W.T. karena Allah punya rencana.

Jadi dia tetap berjalan tanpa menoleh kepada istrinya, dan istrinya tetap mengikutinya, “Ya Ibrahim, kepada siapa kau meninggalkan kami?” Dia tetap tidak menjawab dan terus berjalan. Akhirnya Hajar A.S. berhenti sejenak dan berpikir, dan karena kesalehan dan pengetahuan yang diberikan Allah S.W.T., dia bertanya satu pertanyaan yang sederhana, “Ya Ibrahim! Apakah Allah yang telah memerintahkanmu untuk melakukan ini?” Dan Ibrahim A.S. masih tanpa menoleh kepadanya, menjawab hanya dengan satu jawaban. “Ya”, kata Ibrahim sambil terus berjalan.

Lalu Hajar A.S. berhenti dan mengamati suaminya berjalan semakin jauh, dia menjadi tenang dan berkata: “Dengan begitu, Allah tidak akan membiarkan kita... Allah tidak akan membiarkan kita.”

Allahu Akbar! Bayangkan diri kalian ditempatkan dalam situasi seperti itu. Bayangkanlah seandainya kalian adalah seorang wanita yang ditinggalkan suaminya di tengah-tengah gurun pasir karena perintah Allah. Bahkan banyak pria zaman sekarang yang tidak bisa melakukan apa yang Hajar A.S. lakukan. Pria mana yang dapat melakukan itu? Sedangkan dia adalah wanita, dia memiliki kekuatan ratusan pria pada masanya.

Dalam hatinya, dia berkata “Allah tidak akan membiarkan kita.” Benar-benar percaya kepada Allah S.W.T. Karena kesalehannya maka Allah menjadikannya sebagai penghuni surga.

Ketika persediaan makanan dan air sudah habis, Ismail mulai merengek-rengek menahan lapar dan dahaga. Karena khawatir akan anaknya, Hajar mulai berlari di antara Safa dan Marwa. Kemudian Allah memberikan mereka sebuah sumber air yang disebut air Zam Zam. Lalu sekelompok orang datang dan tinggal disana. Seiring berjalannya waktu, tumbuhlah sebuah desa disana. Ismail A.S. dan Hajar A.S. tumbuh di antara orang-orang ini. Pada akhirnya orang-orang semakin ramai berdatangan ke sana hingga akhirnya tumbuhlah sebuah kota. 

Kota ini tercipta karena kesalehan Hajar. Allah mengangkat derajatnya di dalam Al-Qur’an, dia diangkat derajatnya hingga hari ini. Jutaan muslim di seluruh dunia pergi berhaji. Baik pria dan wanita melakukan ritual dari seorang wanita. Apa yang kita lakukan? Kita berlari-lari kecil di antara Safa dan Marwa hanya karena seorang wanita.



Belajarlah dari kisah Siti Hajar A.S. 
Allah memberikan ujian pada setiap manusia tidak mungkin tanpa hikmah dan maksud di baliknya. Ujian atau musibah yang kita alami memang pada awalnya sangat menyesakkan dan menyedihkan. Seperti ujian yang dialami oleh Siti Hajar. Namun, kita tidak akan tau pada saat datangnya ujian dan musibah itu apa yang sebenarnya Allah ingin berikan sebuah hikmah kepada kita. Maka seringkali kita menyesali dan meratapi ujian yang sedang terjadi bahkan mungkin ada yang langsung bersuudzon kepada Allah. Mengeluh dan tidak terima. Memang manusia diciptakan lemah, namun jika kita mengambil pelajaran dari kisah-kisah orang-orang sholeh sebelum kita. Berapa banyak ujian yang ditimpakan kepada mereka, namun mereka menerimanya dengan taat kepada Allah. Sehingga balasan yang tak disangka-sangka pun datang dari Tuhan mereka. Allah Sang Maha Besar.
Setelah kita mendapat ujian dan musibah, Allah tidak akan meninggalkan kita begitu saja. Allah akan segera memberi hikmah setelahnya,jika bersabar dan pasrah maka Allah akan memberi hal terindah yang tak pernah kita bayangkan sebelumnya. Derajat kita pun akan diangkat oleh Allah seperti diangkatnya derajat Siti Hajar. Sesungguhnya tidak ada yang tidak mudah bagi Allah, jelas saja karena Dia lah yang memiliki alam dan seisinya ini. Tugas kita sebagai manusia hanyalah menerima segala ketetapan-Nya. Percayalah bahwa semua ketetapan Allah itu baik. Dia tidak mungkin mencelakakan hamba-Nya, tidak mungkin bahwa sebuah ujian itu tidak ada manfaat yang diberikan oleh Allah. 
Bersabarlah dengan ujian yang kita dapatkan. Bersyukurlah, karena dengan ujian itu berarti Allah memperhatikan kita, Allah masih sayang dan peduli dengan kita. Dia ingin meningkatkan derajat kita. Dan Allah sudah menyiapkan hikmah di baliknya. Kebahagiaan dan rejeki yang tidak pernah kita sangka-sangka. 

Imam Ghazali R.A. berkata: Jika kalian melihat Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Agung, menahan dunia ini darimu, terus-menerus mengujimu dengan cobaan dan musibah, ketahuilah bahwa kau mempunyai derajat yang tinggi di sisi-Nya. Dia mengujimu seperti Dia juga menguji para aulia dan orang-orang yang terpilih. Dia mengawasimu, dan tidakkah kau mendengar firman-Nya?

Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami. 

(Q.S. Ath Thuur:48)

“Apakah kamu mengira bahawa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (ujian) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam ujian) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.”

(Surah AlBaqarah : Ayat 214)