Senin, 10 Juni 2013

Koes Plus Aja Pernah di-PHP-in

PHP. Begitulah anak muda jaman sekarang menyebutnya. Dewasa ini istilah tersebut sangat populer di tengah-tengah masyarakat modern. Semua menyebar dengan cepat melalui akses media internet. Satu orang membuat status bbm, fb, ataupun twitter mengenai PHP, satu juta orang dapat meretweet, like, dan broadcast hal itu. 

Apasih sebenarnya PHP itu ? dari kepanjangannya, PHP adalah Pemberi Harapan Palsu. PHP dialami oleh seseorang saat ia tengah diiming-imingi hingga tergiur, namun di tengah  kegiurannya itu dengan tiba-tiba terputus karena seseorang yang meng iming-imingi tersebut pergi begitu saja tanpa meninggalkan bekas. Bekas sedih dan merasa diremehkan atau dibohongin mungkin. 

PHP sebenarnya sudah muncul sejak dulu, saat orangtua kita masih muda. Namun, maknanya sudah berbeda walaupun benang merahnya masih sama. Jika makna PHP sekarang adalah Pemberi Harapan Palsu, maka PHP jaman dahulu adalah Bahagia Dan Derita, jika disingkat menjadi BDD. Hal tersebut dibuktikan dengan lagu-lagu hits papan atas jaman dahulu. Sebut saja Koes Plus. Koes Plus pernah membuat karya lagu yang mungkin intinya jika dibahasakan dengan bahasa jaman sekarang adalah PHP. Berikut ini lirik lagunya. 


Tlah lama ku mengertiDia datang atau pergiDerita dan bahagia terjadiTiada bersama-samaPernah aku alamiBahagia dalam hatiTerasa hanya sehari terjadiBerganti duka di hati

Reff :KualamiBahagia dan deritaSaling silih bergantiDatang dan pergi datang pergi lagi


Tlah lama ku mengertiDia datang atau pergiDerita dan bahagia terjadiTiada bersama-sama

Yah begitulah kira-kira. Ternyata PHP sudah ada sejak dulu, dan dialami oleh tetua (senior) kita. Mungkin, kita pernah merasakannya. Sering malah. Tetapi saya yakin, semua pasti ada jalan keluarnya. Dan yang terpenting adalah semua yang kita lalui di dunia ini adalah sudah ditentukan oleh Tuhan. Kita mungkin saja sering memberontak ketentuan itu, karena mungkin terkadang terasa sakit. Tetapi ketentuan Tuhan tak bisa digugat, dan itu adalah ketentuan terbaik dari yang paling baik jika kita menyadarinya. Semoga bermanfaat, don't say give up and don't cry too much :'D

Kamis, 06 Juni 2013

Steve Irwin Indonesia

Beberapa bulan yang lalu saya dan dua teman seperkuliahan memutuskan untuk menikmati liburan setelah ujian akhir semester. Kami yang berdomisili Yogya sempat kebingungan mengenai tempat tujuan apa yang sebaiknya dipilih untuk menikmati waktu senggang. Setelah mencari-cari akhirnya kami menemukan tempat yang pas, yaitu Gembira Loka. 

Setelah sampai di tempat tujuan, kami segera menelusurinya dengan sangu peta Gembira Loka. Kandang demi kandang hewan pun kami lewati dengan senyum lebar. Hingga sampailah kami di kandang reptil. Di barisan sana ada buaya, komodo, kadal, dan lain sebagainya. Saya berhenti cukup lama di depan kandang buaya, karena memang banyak jenis buaya yang dipamerkan sehingga menarik perhatian saya untuk mengambil gambar. Sembari bercuap-cuap melihat buaya, tiba-tiba ada dua orang laki-laki berpakain kaos santai dan celana pendek, bertopi dan bersepatu boots karet. Mereka membawa satu buah peralatan berupa sapu lidi. Dengan langkah yakin dan bersemangat, mereka lewat di depan kami sambil berkata 

"Permisi ya mbak..." 

Dua orang laki-laki itu berpencar menuju ke dua tempat yang berbeda. Laki-laki yang sudah cukup usia dibandingkan dengan temannya itu, berjalan santai menuju pintu kandang buaya. 

"Ceklek ceklek ngeeek" 

Ia membuka pintu itu dan...........  pintu kandang yang berisi buaya jenis besar itu pun terbuka penuh. Kami melongo dan mundur pelan-pelan sembari saling memandang. 

"Mm... pak pak kok dibuka pintunya nanti kalo buayanya icul gimana tuh pak...". Saya bertanya lirih.

"Woh woh pak ngawure!". Ucap khas teman saya ketika ada sesuatu hal yang tidak lazim. Sebut saja dia Hana.

Kira-kira seperti itulah percakapan yang terjadi selama tindakan mengagetkan yang dilakukan laki-laki tersebut. Mendengar kami yang kontan kaget dan khawatir dengan terbukanya pintu kandang buaya itu, bapak tersebut hanya melontarkan senyum misterius (menurut saya) dan malah menambah kecemasan kami dengan masuk ke kandang. Karena penasaran apa yang akan terjadi di kandang tersebut, kami pun menontonnya via pintu yang menganga lebar itu dengan posisi jongkok kuda-kuda dengan tujuan ancang-ancang lari jika terjadi sesuatu yang tidak-tidak. 

Ternyata laki-laki tersebut adalah petugas kebersihan Gembira Loka bagian kandang buaya. Kami dapati ia berlenggang santai menyapu seakan-akan sembari bercakap-cakap dengan buaya tersebut, 

Woi dab pie kabare ? Aku tak nyapu kandangmu sek yo ben resik. Nek resik kan ngko gajiku ditambah "







Kami bertiga terpelongo melihat bapak tersebut semakin mendekat ke arah buaya. Namun kami tidak mendapati suatu kecelakaan apapun, justru si buaya sepertinya merasa terganggu dengan keberadaan kami yang sedari tadi iyik (tindakan ga nyantai). Sehingga kami pun memutuskan untuk memanggil bapak tersebut Steve Irwin Indonesia.