Selasa, 29 September 2015

Menjadi Hamba Yang Dicintai-Nya


Dunia dan seisinya tak mungkin selalu dalam genggaman kita. Ada kalanya banyak hal yang tak bersahabat, kurang menyenangkan dan jauh dari harapan. Kadang kala kita sudah berbuat baik kepada orang lain dan mencoba menjadi lebih baik setiap harinya. Tetapi, banyak orang yang terkadang hanya melihat sebelah mata saja. Melihat keburukan tanpa mengingat kebaikan yang telah dilakukan kepadanya. Seperti peribahasa, setitik nila rusak susu sebelanga. Usaha menjadi manusia yang lebih baik juga tak pernah dinilai baik seperti harapan kita.

Ya. Memang begitulah manusia dan kehidupan dunia. Semakin kita berbuat kebaikan, atau berubah menjadi lebih baik dengan maksud ingin dinilai atau dibalas kebaikan juga oleh orang lain. Maka hanya akan ada kekecewaan yang terus menerus hinggap di kehidupan kita, hati menjadi resah, sedih, dan gelisah. Karena sesungguhnya kita berharap kepada selain Allah. Padahal yang Maha menilai itu hanyalah Allah SWT. Siapa yang memberi kita kehidupan? Siapa yang menjamin hidup kita? Siapa yang memberi ketetapan dan menentukan takdir kita? ALLAH.

Maka sangat salah kaprah jika kita masih saja kecewa dan bersedih karena masih saja mengharapkan penilaian manusia. Mengharap agar usaha kita menjadi lebih baik dinilai baik pula oleh orang lain, mengharap agar kebaikan kita dipandang dan dihargai oleh orang lain. Ketahuilah bahwa yang seperti itu akan membuat Allah kecewa dan jauh dari kita, karena melihat hamba-Nya yang berharap pada manusia. Sedangkan melupakan Allah. Allah adalah Maha Menilai, Maha Mengetahui yang terang-terangan dan sembunyi, Maha Adil, Maha Segalanya.

Manusia tidak pernah tahu apa yang ada di dalam hati seseorang, sedangkan Allah mengetahui meskipun hal sekecil zarah yang ada dalam hati kita. Jangankan keadaan hati kita sekarang, kemarin, lusa, esok, dan seterusnya pun sesungguhnya Allah telah mengetahuinya. Maka ketika niat baik kita, kebaikan kita yang mungkin tidak dinilai baik atau bahkan tidak dianggap janganlah kecewa dan bersedih. Asalakan kita niatkan untuk mencari nilai Allah, mencari ridho-Nya, maka percayalah hati ini akan selalu tenang, tenteram, dan damai. Kita senang, Allah pun semakin sayang.

Padahal kita tahu, bahwa jika Allah telah menyayangi hamba-Nya yang bertaqwa, maka segala kebaikan dunia dan akhirat akan selalu menyertai kita. Beruntunglah bagi hamba yang dicintai Allah, bagaimana tidak? Dzat yang memiliki seluruh jagat raya ini, pencipta alam semesta ini, pemilik jasad dan roh ini mencintai hamba-Nya. Sungguh dunia dan akhirat tiada lagi dirisaukan oleh hamba tersebut karena ia telah dicintai Allah. MashaAllah. Mari kita sama-sama luruskan lagi niat kita. Berbuatlah kebaikan, jadilah lebih baik dari hari ke hari hanya karena Allah, karena mengharap penilaian dari-Nya. Semoga kita menjadi hamba yang berhasil mendapat nilai A+++ di mata Allah. Kebaikan dunia dan akhirat pun akan dijamin oleh-Nya. Mari perbaiki diri karena Allah. 

Senin, 28 September 2015

Bersikaplah Lebih Dewasa


http://english.alarabiya.net/en/special-reports/hajj-2013/2013/10/15/Muslims-around-the-world-celebrate-the-first-day-of-Eid-al-Adha-.html
 

Jangan tangisi sebuah perpisahan. Suatu saat engkau akan berterimakasih karena hal itu telah membuatmu menjadi pribadi yang lebih baik. Ketika ada yang menyakitimu. Janganlah membalas menyakiti. Tetapi bersikaplah lebih dewasa. Karena sakit yang sedang kamu rasakan adalah pelajaran yang teramat berharga untuk membuatmu lebih dewasa dalam bersikap. Memang luka di tubuh bisa dengan cepatnya sembuh. Sedangkan luka di hati sulit sekali untuk bisa sembuh. Namun hanya keikhlasan hatilah yang mampu mengobatinya. 
Semoga kita menjadi pribadi yang penyabar dan semakin dewasa dalam bersikap. Karena Allah pasti memberikan yang terbaik untuk kita jika mampu melewatinya dengan keikhlasan dan sabar yang tak terbatas. 
Aamin Yaa Rabbal Alamin.

- Teladan Rasulullah -