Senin, 29 April 2013

Sebelum Tiba Masanya

Setiap insan yang telah berpulang lebih dahulu daripada aku selalu membuat raga dan akal ini teringat bahwa aku tak selamanya hidup di dunia, aku akan segera menyusul mereka. Kematian bagaikan arisan, dimana namaku telah tercantum pada kertas-kertas yang sedang mengantri giliran. Jika aku mendapatinya namaku pada kertas tersebut keluar dari botolnya, maka saat itulah jatuh tempoku. Dunia akan ku tinggalkan, dan liang lahat menjadi tempat tidur baruku. Meski sepi, gelap, dan sendiri di sana, aku tetap akan merasakan kematian. Setiap insan pasti merasakan, tiada satu pun yang  hidup kekal. Jika aku sudah melalui pencabutan nyawa lalu tidur di liang lahat, maka selanjutnya tinggal berpasarah pada amalan-amalan ketika aku di dunia. Amalan tersebut akan dihitung secara adil dan tak ada yang luput. Hasil akhir akan membawaku menuju dua tempat yang sangat bertolak belakang, yaitu Surga atau Neraka, dimana masing-masing memiliki tingkatan berdasarkan hasil akhir amalan-amalan. Sebelum raga ini ditidurkan di liang lahat, sebelum ruh ini dicabut meninggalkan dunia, sebelum bibir ini tak bisa lagi berucap alangkah baiknya jika sesama manusia saling meminta maaf dan memaafkan, tak oerlu menunggu hari besar perayaan atau hari spesial untuk sekedar mengucap maaf antar sesama. Saat ini, lebih cepat maka lebih baik karena aku tidak tahu kapan datangnya ajal kepadaku. Karenanya aku meminta maaf kepada semua keluarga, tetangga, teman-teman, maupun sahabat, semua orang yang pernah aku sakiti baik disengaja maupun tidak disengaja ijinkan aku untuk mengucapkan prmohonan maaf jikalau ada perkataan, perbuatan, dan lainnya yang sekiranya menyakiti hati kalin semua. Sesungguhnya dalam lubuk hati ini tidak ada satupun maksud jahat untuk menyakiti, sebagai manusia ada kalanya bernafsu untuk melakukan amarah dan emosi sehingga perkataan maupun perbuatan yang dilakukan dirasa halal dan wajar. Maapin ana ye mpok, be, cing, cong, semuanya :)  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar