Pada
suatu hari Ibrahim A.S. menerima perintah bahwa dia harus membawa Hajar A.S.
(istrinya) dan Ismail A.S. yang baru lahir, ke suatu gurun pasir, yang sekarang
kita ketahui sebagai kota Mekkah.
Pada
masa itu tidak ada apapun disana, di sana tidak ada orang sama sekali, gurun
itu benar-benar kosong. Dia diperintahkan untuk meninggalkan mereka berdua di
sana.
Jadi
dia berjalan ke tempat itu dan Hajar A.S. tidak tahu apa-apa, yang dia tahu
adalah mereka akan melakukan perjalanan dan akan kembali ke rumah. Ketika
mereka sampai di tengah gurun, mereka duduk-duduk. Kemudian Ibrahim A.S.
bangkit dan mulai berjalan kembali ke Palestina, dan dia tidak bilang apa-apa
kepada istrinya.
Jadi
Hajar A.S. mengejarnya, “Ya Ibrahim, kepada siapa kau meninggalkan kami? Tidak
ada seorang pun disini.” Tapi Ibrahim A.S. tidak menjawab pertanyaannya, karena
jika dia menjawab, maka akan terjadi percakapan, dan dia takut hatinya menjadi
luluh. Dia harus memenuhi perintah Allah S.W.T. karena Allah punya rencana.
Jadi
dia tetap berjalan tanpa menoleh kepada istrinya, dan istrinya tetap
mengikutinya, “Ya Ibrahim, kepada siapa kau meninggalkan kami?” Dia tetap tidak
menjawab dan terus berjalan. Akhirnya Hajar A.S. berhenti sejenak dan berpikir,
dan karena kesalehan dan pengetahuan yang diberikan Allah S.W.T., dia bertanya
satu pertanyaan yang sederhana, “Ya Ibrahim! Apakah Allah yang telah
memerintahkanmu untuk melakukan ini?” Dan Ibrahim A.S. masih tanpa menoleh
kepadanya, menjawab hanya dengan satu jawaban. “Ya”, kata Ibrahim sambil terus
berjalan.
Lalu
Hajar A.S. berhenti dan mengamati suaminya berjalan semakin jauh, dia menjadi
tenang dan berkata: “Dengan begitu, Allah tidak akan membiarkan kita...
Allah tidak akan membiarkan kita.”
Allahu
Akbar! Bayangkan diri kalian ditempatkan dalam situasi seperti itu.
Bayangkanlah seandainya kalian adalah seorang wanita yang ditinggalkan suaminya
di tengah-tengah gurun pasir karena perintah Allah. Bahkan banyak pria zaman
sekarang yang tidak bisa melakukan apa yang Hajar A.S. lakukan. Pria mana yang
dapat melakukan itu? Sedangkan dia adalah wanita, dia memiliki kekuatan ratusan
pria pada masanya.
Dalam
hatinya, dia berkata “Allah tidak akan membiarkan kita.” Benar-benar percaya
kepada Allah S.W.T. Karena kesalehannya maka Allah menjadikannya sebagai
penghuni surga.
Ketika
persediaan makanan dan air sudah habis, Ismail mulai merengek-rengek menahan
lapar dan dahaga. Karena khawatir akan anaknya, Hajar mulai berlari di antara
Safa dan Marwa. Kemudian Allah memberikan mereka sebuah sumber air yang disebut
air Zam Zam. Lalu sekelompok orang datang dan tinggal disana. Seiring
berjalannya waktu, tumbuhlah sebuah desa disana. Ismail A.S. dan Hajar A.S.
tumbuh di antara orang-orang ini. Pada akhirnya orang-orang semakin ramai
berdatangan ke sana hingga akhirnya tumbuhlah sebuah kota.
Kota
ini tercipta karena kesalehan Hajar. Allah mengangkat derajatnya di dalam Al-Qur’an,
dia diangkat derajatnya hingga hari ini. Jutaan muslim di seluruh dunia pergi
berhaji. Baik pria dan wanita melakukan ritual dari seorang wanita. Apa yang
kita lakukan? Kita berlari-lari kecil di antara Safa dan Marwa hanya karena
seorang wanita.
*copied
from http://www.lampuislam.org
Belajarlah
dari kisah Siti Hajar A.S.
Allah
memberikan ujian pada setiap manusia tidak mungkin tanpa hikmah dan maksud di
baliknya. Ujian atau musibah yang kita alami memang pada awalnya sangat
menyesakkan dan menyedihkan. Seperti ujian yang dialami oleh Siti Hajar. Namun,
kita tidak akan tau pada saat datangnya ujian dan musibah itu apa yang
sebenarnya Allah ingin berikan sebuah hikmah kepada kita. Maka seringkali kita
menyesali dan meratapi ujian yang sedang terjadi bahkan mungkin ada yang
langsung bersuudzon kepada Allah. Mengeluh dan tidak terima. Memang manusia
diciptakan lemah, namun jika kita mengambil pelajaran dari kisah-kisah
orang-orang sholeh sebelum kita. Berapa banyak ujian yang ditimpakan kepada
mereka, namun mereka menerimanya dengan taat kepada Allah. Sehingga balasan
yang tak disangka-sangka pun datang dari Tuhan mereka. Allah Sang Maha Besar.
Setelah
kita mendapat ujian dan musibah, Allah tidak akan meninggalkan kita begitu
saja. Allah akan segera memberi hikmah setelahnya,jika bersabar dan pasrah maka
Allah akan memberi hal terindah yang tak pernah kita bayangkan sebelumnya.
Derajat kita pun akan diangkat oleh Allah seperti diangkatnya derajat Siti Hajar.
Sesungguhnya tidak ada yang tidak mudah bagi Allah, jelas saja karena Dia lah
yang memiliki alam dan seisinya ini. Tugas kita sebagai manusia hanyalah
menerima segala ketetapan-Nya. Percayalah bahwa semua ketetapan Allah itu baik.
Dia tidak mungkin mencelakakan hamba-Nya, tidak mungkin bahwa sebuah ujian itu
tidak ada manfaat yang diberikan oleh Allah.
Bersabarlah
dengan ujian yang kita dapatkan. Bersyukurlah, karena dengan ujian itu berarti
Allah memperhatikan kita, Allah masih sayang dan peduli dengan kita. Dia ingin
meningkatkan derajat kita. Dan Allah sudah menyiapkan hikmah di baliknya.
Kebahagiaan dan rejeki yang tidak pernah kita sangka-sangka.
Imam
Ghazali R.A. berkata: Jika kalian melihat Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Agung,
menahan dunia ini darimu, terus-menerus mengujimu dengan cobaan dan musibah,
ketahuilah bahwa kau mempunyai derajat yang tinggi di sisi-Nya. Dia mengujimu
seperti Dia juga menguji para aulia dan orang-orang yang terpilih. Dia
mengawasimu, dan tidakkah kau mendengar firman-Nya?
Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka
sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami.
(Q.S. Ath Thuur:48)
“Apakah kamu mengira bahawa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang
kepadamu (ujian) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka
ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan
bermacam-macam ujian) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman
bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya
pertolongan Allah itu amat dekat.”
(Surah AlBaqarah : Ayat 214)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar