Minggu, 23 Oktober 2016

Belajar Dari Hal Sederhana


Sore ini aku dibuat merenung oleh ibu berkepala empat ini. Sepulang dari aktivitas di luar rumah, ku cek hp yang lumayan lama belum sempat dibuka. Beberapa notifikasi muncul menghiasi layar. Ku buka dan semua pesan terbalaskan satu per satu. Sesampainya pesan yang terakhir, disana tertera nama Bu Sumiati. Ku baca pesan darinya dan mulai untuk membalasnya. Selesai mengetik aku pun terdiam. Entah mengapa hati ini terasa sangat bahagia, sejuk, dan damai membaca pesan tersebut. Aku merenungkannya sejenak, apa yang sebenarnya membuat hati ini begitu terasa sejuk. 
Ternyata aku tersadar.
Tindakan yang hanya melalui kata-kata sesederhana itu di jaman sekarang sudah sangat jarang ku temui. Jaman dimana segala sesuatunya bergerak begitu cepat dan berubah begitu drastis. Jaman dimana banyak perkara-perkara kecil dibesarkan, sedangkan perkara-perkara besar diremehkan. Hingga banyak lupa tentang hal-hal kecil sederhana yang seharusnya kita lakukan terhadap oranglain. Hal itu adalah kepedulian. Seperti yang dilakukan oleh pesan singkat dari Bu Sumiati. Pesannya pendek, namun aku dapat melihat ketulusannya. Perkataan beliau muncul dari dalam hatinya. Sehingga apapun yang dikerjakan dari hati, pasti juga akan sampai ke hati.
Sama halnya dengan sekecil dan sesederhana ucapan "Terimakasih" dan "Maaf" yang disampaikan dari ketulusan hati. Kepedulian memiliki makna yang sangat dalam apapun bentuk penyampaiannya. Dengan kepedulian, manusia akan merasa dimanusiakan. Dihargai dan diakui keberadaannya. Sebab di dalam firman-Nya, tidak ada keburukan apapun yang datang dari Allah, melainkan keburukan itu disebabkan oleh Manusia itu sendiri. Oleh karena itu, perbuatan buruk apapun yang dilakukan oleh oranglain terhadap kita adalah karena dari diri kita sendiri. Jika kita tidak memperdulikan oranglain, maka jangan heran jika oranglain nantinya juga akan tidak peduli pada kita. Begitu pula sebaliknya. 
Apa yang seringkali dilakukan oleh Bu Sumiati terhadapku selama ini baru saja ku sadari ilmu yang dapat ku petik. Beliau tidak hanya melakukannya sekali, tapi berkali kali. MashaAllah. 
Ternyata hal yang sesederhana itu dapat menciptakan kedamaian, kebahagiaan, dan ketenteraman. Namun, sayang sekali masih banyak yang melupakan atau bahkan sengaja mengesampingkan. Padahal kita juga tahu, itulah yang diajarkan agama Islam. Bagaimana bisa kita mengaku muslim, sedangkan akhlak dan attitude kita melenceng jauh dari yang diajarkan Rasulullah. Bagaimana mungkin ibadah besar kita akan diterima, sedangkan ibadah sekecil itu saja masih sering kita lewatkan. 
Kadang kepedulian dan menghargai oranglain dengan mengingat segala kebaikan yang pernah mereka lakukan kepada kita sangat sulit dilakukan karena hati yang dikuasai oleh keegoisan dan gengsi. Inilah yang dinamakan dengan penyakit hati. Sebaik apapun ibadah dan iman seseorang, jika terdapat keburukan di dalam hatinya maka rusaklah amalannya, bukankah Allah menyuruh kita untuk memiliki hubungan baik dengan sesama manusia ? Apalagi dengan saudara semuslim. Habluminallah dan Habluminannas. Ini yang harus kita sama-sama sadari. 

Pesan yang dikirimkan Bu Sumiati mengingatkanku pada papepatah ini, 
Segala yang dilakukan tulus dari hati yang baik, akan menghasilkan kebaikan dan kebahagiaan bagi oranglain. Subhanallah. Semoga kita khususnya diriku pribadi senantiasa dapat terus belajar ilmu-ilmu kehidupan yang datangnya kadang justru dari hal yang paling sederhana, serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Doaku kepada kita semua (yang membaca) semoga Allah selalu memberi petunjuk, hudayah, dan hikmah dari setiap kejadian sehingga kita tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang yang merugi. Amiin Ya Rabbal Alamin.

Segera sadarilah setiap kita ingin membenci oranglain atas sikapnya, segeralah mengingat kebaikan yang telah mereka perbuat selama ini kepada kita. Juga segeralah ingat bahwa kita tidak maha tau keadaan oranglain, kita tidak tahu apa yang sedang oranglain rasakan, apa yang telah diambil Allah darinya. Maka berbaik sangkalah. Dari situlah kita mampu menghilangkan keegoisan dan gengsi yang bersarang dalah hati. Ikhlas dan tulus dalam menjalankan kehidupan dengan ketenteraman. Meskipun sulit, tapi itulah yang InsyaAllah akan mengantar kita ke gerbang Jannah. Seperti kisah perempuan pelacur yang memberi makan seekor anjing yang tengah kelaparan, ia memberinya makanan dengan hati yang tulus dan ikhlas. Maka pada saat itulah Allah pun menjanjikannya Syurga. Allahukabar..

Semoga bermanfaat.
Wallahua'lam wishshawwab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar