Tan Malaka adalah sosok yang dapat menjadikan Indonesia
bangun dari keterpurukan sejak masa lahirnya kolonialisme Belanda hingga era
baru atau bahkan hari ini. Dengan niatnya yang kuat untuk membuat sebuah
pergerakan melalui pemikirannya madilog, Tan Malaka mengajak kawan-kawan
seperjuangannya untuk bersama-sama merumuskan dan memperjuangkan misinya dengan
penuh semangat dan idealisme yang kokoh. Pergerakan yang dijanjikan Tan Malaka
ini berlangsung cukup lama hingga ia harus mengalami masa kritisnya karena
menderita sakit yang cukup parah. Namun, Tan Malaka tak gentar untuk menepati
janjinya membuat pergerakan untuk bangsa ini dengan meneruskan pergerakan itu
kepada generasi berikutnya.
Seiring berjalannya pergerakan itu hingga sampailah
pada peristiwa reformasi yang terjadi pada Mei 1998, gerakan mahasiswa
besar-besaran yang menjadi harapan untuk perubahan yang lebih baik lagi justru
menjadi lubang jebakan bagi mereka. Cita-cita perubahan yang dahulu
dielu-elukan mendadak disingkirkan dan dilupakan. Secerca harapan itu luluh
karena iming-iming kehidupan yang pragmatisme telah menjangkiti mereka. Media
mengelu-elukan mahasiswa atas jasanya melengserkan Soeharto atas nama
mementingkan kepentingan rakyat. Ilusi kemenangan perihal telah berhasilnya gerakan
mahasiswa itu justru menjadikan lubang jebakan sehingga keadaan dan kondisi
semakin terpuruk. Mereka telah sibuk dengan urusan sektoralnya karena merasa
telah berhasil melaksanakan cita-cita pergerakan. Hingga tak ada satupun yang menyikapi
dan merisaukan tentang dilaksanakannya amandemen UUD 1945 beserta efek yang
ditimbulkan setelah itu. Tanpa disadari lagi mereka telah hilang antisipatif
hingga lepas kendali karena tidak adanya kesadaran akan cita-cita pergerakan
yang telah mereka janjikan untuk nusa dan bangsa.
Cita-cita pergerakan telah ditinggalkan
mentah-mentah oleh sebagian kelompok yang lebih memilih untuk membebaskan
nasibnya berkelana di tengah kehidupan yang mengilaukan, terseret dalam perang
oposisi gerakan perebutan partai yang penuh dengan iming-iming uang dan
kekuasaan. Namun tidak untuk sebagian lain yang belum menyerah dan terus maju
untuk meneruskan cita-cita pergerakan menegakkan kedaulatan demi mencapai
kesejahteraan rakyat, bangsa, dan negara, serta mementingkan kepentingkan
rakyat, dan menyusun kepentingan politik sepenuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar