Kamis, 27 Desember 2012

Sosok Tan Malaka Si Setan Merah


Tan Malaka adalah sosok yang dapat menjadikan Indonesia bangun dari keterpurukan sejak masa lahirnya kolonialisme Belanda hingga era baru atau bahkan hari ini. Dengan niatnya yang kuat untuk membuat sebuah pergerakan melalui pemikirannya madilog, Tan Malaka mengajak kawan-kawan seperjuangannya untuk bersama-sama merumuskan dan memperjuangkan misinya dengan penuh semangat dan idealisme yang kokoh. Pergerakan yang dijanjikan Tan Malaka ini berlangsung cukup lama hingga ia harus mengalami masa kritisnya karena menderita sakit yang cukup parah. Namun, Tan Malaka tak gentar untuk menepati janjinya membuat pergerakan untuk bangsa ini dengan meneruskan pergerakan itu kepada generasi berikutnya.
Seiring berjalannya pergerakan itu hingga sampailah pada peristiwa reformasi yang terjadi pada Mei 1998, gerakan mahasiswa besar-besaran yang menjadi harapan untuk perubahan yang lebih baik lagi justru menjadi lubang jebakan bagi mereka. Cita-cita perubahan yang dahulu dielu-elukan mendadak disingkirkan dan dilupakan. Secerca harapan itu luluh karena iming-iming kehidupan yang pragmatisme telah menjangkiti mereka. Media mengelu-elukan mahasiswa atas jasanya melengserkan Soeharto atas nama mementingkan kepentingan rakyat. Ilusi kemenangan perihal telah berhasilnya gerakan mahasiswa itu justru menjadikan lubang jebakan sehingga keadaan dan kondisi semakin terpuruk. Mereka telah sibuk dengan urusan sektoralnya karena merasa telah berhasil melaksanakan cita-cita pergerakan. Hingga tak ada satupun yang menyikapi dan merisaukan tentang dilaksanakannya amandemen UUD 1945 beserta efek yang ditimbulkan setelah itu. Tanpa disadari lagi mereka telah hilang antisipatif hingga lepas kendali karena tidak adanya kesadaran akan cita-cita pergerakan yang telah mereka janjikan untuk nusa dan bangsa.
Cita-cita pergerakan telah ditinggalkan mentah-mentah oleh sebagian kelompok yang lebih memilih untuk membebaskan nasibnya berkelana di tengah kehidupan yang mengilaukan, terseret dalam perang oposisi gerakan perebutan partai yang penuh dengan iming-iming uang dan kekuasaan. Namun tidak untuk sebagian lain yang belum menyerah dan terus maju untuk meneruskan cita-cita pergerakan menegakkan kedaulatan demi mencapai kesejahteraan rakyat, bangsa, dan negara, serta mementingkan kepentingkan rakyat, dan menyusun kepentingan politik sepenuhnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar